Marlina

Sulung dari empat bersaudara ini kelahiran Bondowoso, 4 Maret 1971. Pendidikan dasar dan menengahnya diselesaikan di Bondowoso. Kuliah D2 PGSD di IKIP Negeri Ma...

Selengkapnya
Navigasi Web
Surat Inspiratif yang Terpilih dari Guru dan Murid untuk Mendikbud
Sumber foto: suarasurabaya.net

Surat Inspiratif yang Terpilih dari Guru dan Murid untuk Mendikbud

#TantanganGurusiana (hari ke-134)

Surat Inspiratif yang Terpilih dari Guru dan Murid untuk Mendikbud

Beberapa waktu yang lalu diadakan lomba menulis surat untuk guru maupun murid yang ditujukan kepada Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan tema "Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim". Lomba yang diselenggarakan pada periode 11 s.d 17 Mei 2020 ini telah berakhir dengan lima surat terpilih dari 6.689 surat yang diterima panitia.

Pada acara Cerita Inspiratif Guru dan Murid bersama Mendikbud Nadiem Makarim, Mendikbud pun berkesempatan membacakan langsung lima surat terinspiratif dari dua guru dan tiga murid. Surat yang dibacakan oleh Mendikbud adalah:

1. Surat pertama dari Santi Kusuma Dewi.

“Salam hormat Mas menteri. Menjadi pahlawan di antara para pahlawan tim medis pejuang Covid-19, tidaklah mudah. Sebagai guru yang dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita dibenturkan dengan kenyataan yang sulit. Ramadan kali ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus lebih sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa-siswa didik kita bahwa kita mampu membalikkan keadaan,” demikian penggalan surat dari Santi yang dibacakan oleh Mendikbud.

Dalam surat tersebut, Santi menyampaikan kepada Mendikbud bahwa selama Ramadan, Santi mengajarkan tentang arti berbagi kepada peserta didiknya melalui penggalangan dana dengan memanfaatkan media sosial.

“Kami membuat akun Instagram dengan nama celengan rindu kita. Menggerakkan kebaikan di hati setiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti berbagi dan peduli. Kegiatan donasi ini tetap berjalan di tengah pandemi,” tulis Santi di dalam suratnya. Santi juga berpesan kepada Mendikbud agar jangan lelah membawa perubahan untuk wajah pendidikan.

“Anda tidak sendiri. Kami guru siap membantu mewujudkan perubahan itu,” tulisnya.

2. Surat kedua yang dibacakan oleh Mendikbud adalah surat dari Maria Yosephina Morukh.

Dalam surat tersebut, Maria berbagi pengalamannya dengan Mendikbud, bagaimana metode pembelajaran yang ditempuh selama Covid-19. Mengingat kondisi daerah Kaenbaun berada di pedalaman dengan fasilitas jaringan internet yang tidak stabil dan siaran pembelajaran melalui TVRI juga tidak bisa dirasakan oleh semua murid.

“Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19, saya kesulitan dalam memberi tugas pembelajaran online kepada anak murid saya karena mereka tidak memiliki handphone. Jangankan Android, Nokia Center saja tak punya. Tapi saya tidak putus asa. Saya berusaha dengan semangat untuk membuat jadwal kunjungan anak-anak dari rumah ke rumah,” tulis Maria.

Berikutnya adalah surat dari para murid yang juga sangat menarik perhatian Mendikbud.

3. Surat ketiga (pertama untuk murid) yang dibaca oleh Mendikbud adalah surat dari Rivaldi R.

Yampata.

Rivaldi R. Yampata adalah murid kelas IV SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dalam suratnya, Rivaldi menceritakan kepada Mendikbud bagaimana dia belajar hingga harus tinggal di rumah gurunya selama Covid-19, mengingat kondisi keluarganya yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran seperti gadget maupun internet untuk mengikuti pembelajaran.

“Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik karena dibimbing dengan kakak-kakak di rumah saya, Kak Abi dan Kak Tiara. Saya tidak punya HP jadi kalau buat video belajar mereka berdua yang merekam. Saya diberi teks yang harus saya hafalkan lalu mereka merekam saya melafalkan pelajaran itu misalnya bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya,” demikian sebagian isi surat yang ditulis Rivaldi untuk Mendikbud.

4. Surat selanjutnya yang dibaca oleh Mendikbud adalah surat dari Alfiatus Sholehah.

Alfiatus Sholehah murid kelas VB SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Alfiatus menyampaikan keinginannya untuk segera bisa kembali ke sekolah, bertemu dengan semua teman dan gurunya di sekolah.

“Bapak Menteri, saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona, saya jadi bingung karena belajarnya harus pakai HP android. Sedangkan saya tidak punya. Saya juga merasa kasihan karena ibu saya harus cari pinjaman untuk membeli paket internet agar bisa belajar di rumah. Tapi saya ingin segera masuk sekolah, ingin ketemu guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena corona semua itu tidak ada lagi,” begitu kata Alfiatus dalam suratnya.

5. Surat kelima yang terakhir dibaca Mendikbud adalah surat dari Atrice G. Napitupulu.

Berbeda dengan Rivaldi dan Alfiatus, murid kelas IV SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua, Atrice G. Napitupulu, menulis surat kepada Mendikbud dengan menceritakan kesedihannya terhadap situasi Covid-19. Meski nonmuslim, dia bersimpati kepada teman-teman muslimnya yang tidak bisa mudik karena pandemi.

“Saya juga merasa kasihan sama teman-temanku di komplek yang sedang berpuasa mereka tidak bisa mudik melihat kakek nenek dan keluarganya tidak bisa salat bersama-sama di masjid. Itu semua karena virus corona. Lebaran saya juga tidak bisa peta (pegangan tangan), makan bakso, es buah, dan uang lebaran. Saya berharap virus corona cepat berlalu ya, pak, supaya kita semua bisa bersuka cita dan bergembira. Salam hormat,” tulis Atrice.

Kepada mereka, Mendikbud mengucapkan terima kasih telah menulis surat dan tetap semangat di tengah Covid-19.

“Terima kasih untuk masih semangat di saat krisis seperti ini. Saya tahu belajar dari rumah itu enggak mudah, sulit. Kadang-kadang membosankan, kadang-kadang merepotkan. Tapi tolong tetap semangat, tetap bantu orang tua, tetap bantu kakak-adik. Dan kita pasti akan melalui krisis ini bersama asal kita saling mencintai, asal kita saling membantu. Kita kan bisa melalui krisis ini,” Mendikbud menutup acara tersebut. (sumber: www.kemdikbud.go.id)

Semoga surat inspiratif ini betul-betul bisa menginspirasi insan pendidikan di tanah air yang tengah bergulat menghadapi masa pandemi Covid-19. Salam literasi!

@home, 31 Mei 2020

Marlina, S.Pd.

Guru SDN Dabasah 3 Bondowoso

#MenujuGurusiana365

#Stay@Home

#MaskerUntukSemua

#JagaJarak

#TidakMudik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ungkapan yang sangat jujur melalui surat untuk Pak Menteri

31 May
Balas

Smua gara2 Corona ya bu...

31 May
Balas

Keren keren ya isi suratnya....?! Masyaa Alloh...itah juga yg dialami murid sy. Ada beberapa yg tdk punya hp android. Kl pun ada, beli paket internet juga hnya paceng. Hanya bisa utk medsos. Barokalloh fikum utk surat2 yg terpilih oleh Mas Menteri.

31 May
Balas

Kerinduan ke sekolah dan belajar bersama ... Swmoga corona lekas berlalu ... Aamiin. Terima kasih

31 May
Balas

Kerinduan ke sekolah dan belajar bersama ... Swmoga corona lekas berlalu ... Aamiin. Terima kasih

31 May
Balas

Subhanallah... Benar2 menginspirasi Bu...

31 May
Balas

Kejadian nyata

31 May
Balas

Subhanallah..betul-betul menyentuh isi suratnya.walaupun tdk punya hp android anak msh tetap semangat belajar..& semangat mengajar yg patut diacungkn jempol.menginspiratif sekali..

31 May
Balas

Hal yang sama jg kami rasakan Bu

31 May
Balas

Masya Allah. Tabarakallah!

31 May
Balas

Wah ...mantap bu ... adajah gury atau siswa di bondowoso yg masuk kreteria suratnya

31 May
Balas

waaahh.. ide yang bagus Bu.. saya jadi tahu kalau ada lomba semacam itu

31 May
Balas

Keren ya bund

31 May
Balas

Keren ya bund

31 May
Balas

Keren ya bund

31 May
Balas

Gambaran nyata kondisi pendidikan kita saat pandemi corona, hampir semua kita merasakan hal yang sama.

31 May
Balas

Luar biada

31 May
Balas



search

New Post